a) TEORI
TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Rahasia mengenai bagaimana
terbentuknya asal mula jagat raya telah melahirkan asumsi dan teori yang
dikemukakan oleh para ahli, berikut ulasannya:
1.Teori Ledakan Besar
(The Big Bang Theory)
Menurut Teori Ledakan Besar atau dentuman besar atau yang biasa dikenal dengan teori Big Bang yang terkenal secara global ini bahwa jagat raya berawal dari adanya suatu massa yang sangat besar dengan berat jenis yang besar pula dan mengalami ledakan yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan dan terpental menjauhi pusat dari ledakan. Setelah miliaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental tersebut membentuk kelompok-kelompok yang dikenal sebagai galaksi-galaksi dalam sistem tata surya.
Menurut teori ini, jagat raya
terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira 13.700 juta tahun yang
lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan jumlah sangat banyak terlontar
ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi tersebut akhirnya membentuk
bintang, planet,debu kosmis, as-teroid, meteor, energi, dan partikel-partikel
lain.
Teori Big Bang ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika Serikat,
yaitu Edwin Hubble. Berdasarkan
pengamatan dan penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa jagat raya ini
tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak galaksi dari Bumi, semakin cepat
proses pengembangannya.
Penemuan ini kemudian disahkan oleh
ahli sains dengan menggunakan alat NASA yang bernama COBE spacecraft antara
tahun 1989–1993.
Teori ini dikenal pula dengan nama teori
ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali
dengan massa ekspansi (mengembang) yang disebabkan oleh adanya reaksi inti
hidrogen. Pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Tahap ini diperkirakan berlangsung
selama 30 miliar tahun. Selanjutnya, galaksi-galaksi dan bintang yang telah
terbentuk akan meredup kemudian memampat didahului dengan keluarnya pancaran
panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat, maka tahap berikutnya adalah
tahap mengembang dan kemudian pada akhirnya memampat lagi.
Jagat raya selama berabad-abad
selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen senantiasa dicipta dari
ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini memerlukan waktu yang sangat
lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu atom dalam satu volume ruang
angkasa.
Teori ini diajukan oleh ahli
astronomi Fred Hoyle dan beberapa
ahli astrofisika Inggris. Dalam teori pembentukan jagat raya ini, kita
harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara
berbagai galaksi, sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan
galaksi yang menjauh.
3.Teori Alam Semesta
Quantum
Teori pembentukan jagat raya ini diciptakan oleh William Lane Craig, 1966. Dia mengemukakan bahwa alam semesta telah
ada selamanya dan akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam teori ini, ruang
hampa pada hakikatnya tidak ada, yang ada adalah partikel-partikel subatomik.
Sampai saat ini belum dapat
dipastikan bagaimana sesungguhnya jagat raya ini terbentuk. Teori-teori yang
dikemukakan para ahli tersebut tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Hal ini juga dapat menjadi pengajaran bagi setiap ciptaan Allah
SWT, bahwa Maha Kuasa Allah yang menciptakan segala yang ada di jagat raya ini.
Dan bagaimana proses terciptanya secara pasti hanya Allah semata yang Maha
Mengetahuinya.
b) TEORI TERBENTUKNYA TATA SURYA
1. Teori Nebula
Dalam
teori Nebula, diungkapkan bahwa pada awalnya sistem tata surya ini terbentuk
dari suatu nebula atau kabut tipis yang sangat luas. Nebula atau massa gas
raksasa yang bercahaya ini berputar perlahan-lahan yang kemudian secara
berangsur-angsur mendingin, mengecil dan mendekati bentuk bola. Rotasi yang
terjadi semakin lama semakin kencang sehingga mengakibatkan bagian tengah dari
massa tersebut jadi menggelembung. Akibatnya, lingkaran materi tersebut
terlempar keluar.
Lingkaran
inilah yang kemudian mendingin, mengecil, hingga akhirnya menjadi planet
-planet. Planet-planet yang terbentuk tetap mengorbit mengeliling inti massa.
Sementara lingkaran lain terlempar lagi dari pusat massa sehingga menjadi
seluruh planet yang kita kenal sekarang ini, termasuk bumi. Pusat massa
tersebut adalah matahari. Berikutnya, planet -planet yang ada juga melemparkan
massa-nya keluar angkasa sehingga berubah menjadi satelit seperti bulan yang
dimiliki oleh bumi.
Teori
Nebula diketahui muncul pertama kali pada abad XVIII yang diawali oleh pendapat
dari seorang filsuf Jerman bernama Immanuel
Kant. Pendapat Kant mengenai tata surya yang terbentuk dari nebula ini
kemudian diperkuat oleh Marquis de
Laplace (Piere Simon), yang merupakan seorang astronom Prancis.
Teori
yang diungkapkan oleh Laplace lebih merupakan penjelasan pendapat Kant. Meski
Laplace pun tidak mengetahui sumbangan dari pemikiran kant dalam teorinya
tersebut. Karena berasal dari pemikiran dua ahli ini, maka teori Nebula juga sering
disebut sebagai Teori Kant-Laplace.
2. Teori Planetesimal
Yang
dimaksud dengan planetesimal merupakan suatu benda padat kecil yang bergerak
mengelilingi suatu inti yang bersifat gas. Teori planetesimal mengemukakan
bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada
sangat dekat dengan matahari. Bintang yang melintas tersebut rupanya memiliki
daya tarik yang besar sekali sehingag mengakibatkan pasang di bagian gas panas
matahari. Karenanya, terdapatlah massa gas dari matahari yang terlempar keluar
dan mulai mengorbit pada matahari.
Namun,
karena daya tarik yang masih banyak dimilki matahari, maka massa gas tersebut
tertahan dan bergerak mengeliling matahari. Massa gas ini lama kelamaan menjadi
dingin dan bentuknya menjadi cairan yang lalu memadat. Massa tersebutlah yang
saat ini kita kenal sebagai planet, termasuk untuk bumi kita. Teori
Planetesimal ini muncul pertama kali sekitar tahun 1900. Teori ini pertama kali
dikemukakan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton serta seorang ahli
geologi bernama T.C. Chamberlain dari Universitas Chicago.
Lalu
karena adanya gaya gravitasi, maka terjadilah gaya tarik menarik antara matahari
dan bintang yang melintas tersebut. Terjadilah pasang yang mengakibatkan
terbentuknya planet-planet. Planet yang terbentuk ini yang mungkin mengikuti
bintang yang lewat tadi.
3. Teori Pasang Surut
Teori
pasang surut atau teori pasang ini juga terkadang disebut sebagai teori ide
benturan. Dalam teori pasang surut atau teori ide benturan ini, disebutkan
bahwa planet -planet awalnya terbentuk secara langsung oleh gas asli matahari
yang tertarik oleh bintang yang melintas sangat dekat dan nyaris bersinggungan
dengan matahari.
Teori
ini memang hampir sama dengan teori planetesimal. Hanya bedanya, pada teori
pasang surut ini planet tidak terbentuk oleh planetesimal. Teori ini
menyebutkan bahwa saat bintang berada sangat dekat dengan matahari, ada tarikan
gravitasinya yang menyedot filament gas yang berbentuk cerutu panjang. Filament
ini membesar di bagian tengah dan mengecil di kedua ujungnya. Dari filament
inilah, kemudian terbentuk sebuah planet. Pendapat ini dicetuskan pertama kali
oleh Sir James Jeans dan Sir Harold Jeffreys dari Inggris pada tahun 1918.
Jeans
dan Jeffreys beranggapan bahwa kelahiran Tata Surya adalah suatu peristiwa
langka. Sebab, perisitiwa ini terjadi saat matahari nyaris bersinggungan dengan
sebuah bintang. Peristiwa yang menyebabkan lidah matahari jadi berbentuk
seperti cerutu ini juga menjadi penjelasan logis tentang ukuran planet yang
berbeda satu sama lain.
4. Teori Lyttleton atau Teori Bintang Kembar
Teori
lyttleton atau yang juga sering disebut sebagai teori bintang kembar ini
mengemukakan bahwa mulanya matahari merupakan bintang kembar yang mengelilingi
sebuah medan gravitasi. Tapi, ada sebuah bintang yang menabrak salah satu
bintang kembar tersebut dan mungkin menghancurkannya.
Bintang
yang hancur tersebut lantas berubah menjadi massa gas yang berputar-putar.
Karena terus berputar, maka massa gas itu berubah dingin dan membentuk planet –
planet. Sementara satu bintang lain yang bertahan menjadi pusat tata surya yang
kita kenal sebagai matahari.
Matahari
mampu menahan planet yang terbentuk tersebut karena memiliki kekuatan
gravitasi. Karenanya, planet -planet dapat beredar menurut lintasannya
mengelilingi matahari. Karena anggapan pembentukan tata surya ini karena adanya
suatu benturan, maka itu sebabnya teori ini juga dikenal sebagai teori ide
benturan.
Teori
Lyttleton ini dicetuskan oleh R.A. Lyttleton yang merupakan seorang astronom.
Ia melakukan modifikasi terhadap teori benturan yang sebelumnya pernah ada. Namun,
teori yang diungkapkan Lyttleton ini dianggap memiliki penjelasan yang lebih
baik mengenai asal mula Tata Surya berdasarkan teori benturan.
5. Teori Awan Debu
Teori
Awan Debu mengungkapkan bahwa calon Tata Surya awalnya adalah awan yang sangat
luas. Awan ini terdiri dari debu dan gas kosmos yang diperkirakan berbentuk
seperti sebuah piring. Namun,
terdapat ketidakteraturan dalam awan tersebut yang menyebabkan terjadinya
perputaran sehingga gas dan debu yang berputar berkumpul jadi satu. Sementara
debu dan gas ini terus berputar, awan tersebut pun menghilang.
Lalu,
partikel -partikel debu yang keras saling berbenturan, melekat dan berubah
menjadi planet. Lalu berbagai gas yang ada di tengah -tengah awan berkembang
dan menjadi matahari.
Teori
Awan Debu ini dicetuskan oleh Fred L.
Whippel yang merupakan seorang astronom asal Amerika Serikat. Jika
ditelusuri dari prosesnya, teori ini seolah merupakan pengembangan teori Nebula.
Selain
apa yang diungkapkan oleh Fred L. Whippel, ada juga astronom Inggris bernama
Fred Hoyle dan astronom Swedia bernama Hannes Alven yang mengungkapkan teori
yang serupa dengan teori Awan Debu. Mereka berpendapat bahwa pada mulanya
Matahari berputar dengan cepat dengan piringan gas di sekelilingnya. Jika
merujuk pada penelitian era modern, Matahari dikatakan berputar kira-kira satu
kali dalam 27 hari.
Sementara
perhitungan mutakhir juga menunjukkan bahwa Matahari primitif berputar lebih
cepat sehingga memungkinkan terlemparnya bahan -bahan yang kemudian membentuk
planet. Hal inilah yang mendukung teori awan debu ini.
6. Hipotesis Kuiper
Dalam
Hipotesis Kuiper, dikemukakan bahwa alam semesta ini pada awalnya terdiri dari
formasi bintang -bintang. Lalu, terdapat dua pusat yang memadat dan berkembang
dalam suatu awan antarbintang dari gas hydrogen. Satu pusat lebih besar
daripada pusat yang lainnya. Satu pusat yang lebih besar ini kemudian memadat
dan menjadi bintang tunggal yang kita kenal sebagai matahari.
Hipotesis
ini dikemukakan oleh Gerard P Kuiper (1905 – 1973). Karena masih merupakan
hipotesis dan belum dianggap sebagai teori yang memiliki dasar kuat, pendapat
Kuiper ini lumayan jarang digunakan.
c) LAPISAN LAPISAN PADA PLANET BUMI DAN FUNGSINYA
Lapisan Bumi dibagi menjadi 3
lapisan utama, yaitu kerak bumi (crush), selimut bumi (mantle),
dan inti bumi (core). Secara struktur, susunan ini mirip dengan telur,
yaitu cangkangnya sebagai kerak, putihnya sebagai selimut, dan kuningnya
sebagai inti bumi. Berikut ini penjelasan masing-masing lapisan bumi
tersebut:
1. Lapisan Kerak Bumi (crush)
Lapisan bumi yang paling luar adalah
kerak bumi dan menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Lapisan kerak
atau kulit bumi, yaitu lapisan yang tersusun dari batuan beku dan juga terdapat
batuan metamorf dan sedimen.. Ketebalan rata-rata lapisan kerak bumi adalah 32
km. Lapisan yang paling tebal berada di bawah benua, yaitu mencapai 65 km.
Sedangkan lapisan paling tipis berada di bawah samudera yang ketebalannya hanya
8 km. Permukaannya dicirikan oleh adanya pegunungan, dataran yang sangat luas
dan datar, serta palung laut. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100
derajat Celsius.
Kerak bumi adalah lapisan yang
selalu bergerak. Pada zaman dahulu kala, seluruh daratan di bumi membentuk
suatu massa daratan yang sangat luas sehingga hewan-hewan dapat menjelajah
dengan bebas. Namun massa daratan yang sangat luas itu kemudian terpecah dan
pecahan-pecahannya mengapung membentuk lembaran-lembaran yang disebut lempeng.
Menurut ilmu lempeng tektonik, bumi terdiri dari 16 lempeng besar dan beberapa
lempeng kecil yang membentuk benua maupun samudera. Lempeng ini sangat aktif
bergerak sedikitnya 10 cm/tahun.. Mereka membuat tanah bergetar dan gunung
berapi meletus serta membentuk barisan pegunungan raksasa sewaktu bertumbukan.
2. Lapisan Selimut Bumi (mantle)
Lapisan bumi selanjutnya adalah
selimut bumi yang terletak tepat dibawah kerak bumi. Lapisan ini disebut juga
dengan selubung bumi dengan ketebalan mencapai 2.900 km. Bagian atas dari
lapisan ini merupakan lapisan batuan padat dan di bagian bawah merupakan
lapisan batuan yang likuid (cair-cair padat). Suhu di lapisan ini dapat
mencapai 3000 derajat Celsius. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung bagian
dalam Bumi. Selimut Bumi ini terbagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Litosfer: Litosfer adalah lapisan paling luar dari selimut bumi dengan ketebalan mencapai 50-100 km. Lapisan ini tersusun dari bahan-bahan padat terutama batuan. Litosfer memiliki 2 lapisan utama, yaitu lapisan sima (silisium dan magnesium) serta lapisan sial (silisium dan aluminium).
- Astenosfer: Astenosfer adalah lapisan yang berada di bawah lapisan litosfer. Lapisan ini memiliki ketebalan antara 100 sampai 400 km. Disinilah diduga tempat formasi magma terbentuk.
- Mesosfer: Mesosfer adalah lapisan yang memiliki ketebalan 2.400-2.700 km dan berada di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini sebagian besar terususun dari campuran besi dan batuan basa.
3. Lapisan Inti Bumi (core)
Lapisan bumi yang terakhir adalah
inti bumi (core) yang terletak dibawah selimut bumi atau tepat ditengah
bumi. Lapisan yang memiliki ketebalan 3.500 km ini menjadi lapisan yang paling
dalam dari bumi. Lapisan ini sangat padat dan menjadi pusat massa dari bumi. Di
lapisan ini pula gravitasi dan aktivitas magnetik bumi dibangkitkan. Kandungan
terbesar dalam inti bumi adalah besi dan nikel. Tekanan dalam inti bumi sangat
besar dan suhunya mencapai 6000 derajat Celsius. Lapisan ini terbagi lagi
menjadi 2 bagian utama, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan lapisan
inti dalam (inner core). Inti luar memiliki ketebalan sekitar 2.000 km
dan memiliki suhu mencapai 3.800 derajat celsius. Lapisan ini sebagian besar
tersusun atas besi cair. Sedangkan, lapisan inti dalam adalah lapisan yang
menjadi pusat bumi. Bentuknya seperti bola dengan diameter 2.700 km dan
memiliki suhu 6000 derajat celsius. Bahan utama penyusun lapisan ini adalah
besi dan nikel.
d) TEORI TERBENTUKNYA PLANET BUMI
1. Teori Kabut Atau Yang Sering Disebut
(Nebula)
Dari
jaman sebelum masehi, para ahli sudah memikirkan bagaimana proses terjadinya
bumi. Dan salah satunya adalah teori kabut atau yang disebut nebula yang
diperkenalkan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 serta Piere de
Laplace pada tahun 1796. Dimana mereka berdua terkenal dengan teori kabut
kant laplace.
Dalam
teori tersebut mengatakan bahwa di dalam jagat raya terdapat gas yang berkumpul
menjadi kabut atau nebula. Dimana gaya tarik menarik antara gas yang kemudian
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar serta berputar semakin cepat.Dimana
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut dibagian khatulistiwa
terlempar dan terpisah serta memadat yang disebabkan karena pendinginan.
Pada
bagian yang terlempar ini menjadi planet – planet di dalam tata surya. Teori
nebula terbagi menjadi beberapa tahap . Matahari
beserta planet-planet yang masih berbentuk gas, dimana kabut yang masih sangat
pekat dan besar.Kabut yang masih berputar serta berpilin dengan kuat dan
pemadatan terjadi pada pusat lingkaran dan kemudian membentuk matahari.
Lalu
pada saat bersamaan materi lainnya membentuk menjadi massa yang lebih kecil dai
pada matahari dan kemudian menjadi planet, serta bergerak memutari
matahari.Kemudian materi tersebut semakin besar dan selalu melakukan gerakan
yang teratur mengitari matahari dalam satu orbit yang tetap kemudian membentuk
tingkatan keluarga matahari.
2. Teori Planetisimal
Sejak
awal abad 20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi asal amerika
serta rekannya Thomas C.Chamberlain ahli geologi, mengemukakan teori
planestisimal hypothesis, bahwa matahari terbentuk dari massa gas yang bermassa
sangat besar, disaat ada bintang lain yang melintas dan sangat dekat dan hampir
terjadinya tabrakan. Terlalu dekatnya lintasan mempengaruhi antara gaya gravitasi
dengan dua bintang yang mengakibatkan tertariknya gas serta materi ringan yang
ada pada bagian tepi.
Pengaruh
gaya gravitasi menyebabkan materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari
serta permukaan bintang. Materi yang terlempar menyusut serta membuat gumpalam
planestimal. Kemudian planestimal dingin dan memadat yang membentuk planet yang
mengitari matahari.
3. Tori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori
yang dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1918,
bintang besar yang mendekati matahari dengan jarak pendek, yang pada akhirnya
membuat pasang surut pada badan matahari, pada saat matahari dalam keadaan gas.
Penyabab terjadinya pasang surut air laut adalah massa bulan serta jauhnya
jarak antara bulan ke bumi 60 kali radius orbit di bumi.
Namun
jika bintang yang massanya mendekati masa besarnya dengan matahari
mendekat, lalu akan membentuk semacam gunung gelombang pada badan
matahari, yang terjadi karna gaya tarik bintang. Gunung-gunung tadi akan
menjadi tinggi yang sangat luar biasa kemudian terbentuk semacam lidah pijar
yang sangat besar, yang menjulur oleh massa matahari dan mengarah ke arah
bintang besar. Lambat laun kolom-kolom ini akan pecah kemudian akan
menjadi benda tersendirian.
Dalam
lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini
akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet
akan mengelilingi matahari namun tetapi ketika mengelilingi planet-planet yang besar proses pendinginannya akan lambat sedangkan pada planet-planet kecil akan
berjalan lebih cepat.
4. Teori Bintang Kembar
Teori
yang dikemukakan seorang ahli astronomi R.A Lyttleton , teori ini
menerangkan bahwa galaksi berawal dari kombinasi bintang kembar. Dimana satu
dari bintang itu meledak membuat banyak material yang terlempar, sedangkan
bintang yang tidak meledak itu disebut matahari dan bintang yang meledak itu
menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari.
5. Teori Big Bang
Teori big bang menjelaskan bahwa bumi berasal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Dimana ada gumpalan kabut yang sangat besar berputar pada porosnya. Putaran itu memungkinkan bagian-bagian kecil terlempar sedangkan bagian besar menjadi satu dan menjadi pusat pembentukan cakram raksasa. Gumpalan raksasa itu meledak dan mebentuk galaksi dan nebula-nebula. Sekitar 4,6 miliyar tahun Pembekuan yang terjadi membuat nebula-nebula membentuk galaksi bernama galaksi bima sakti dan kemudian terbentuk sistem tata surya. Bagian ringan yang terlempar membentuk gumpalan-gumpalan yang memadat. Dan gumpalan itu membentuk planet-planet.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar