Sabtu, 09 November 2019

CONTOH PENGAPLIKASIAN SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI





‘A6GET TOYS’
ALAT PENGUKUR TINGKAT KECEMASAN

Alasan utama kami ingin merancang alat A6get Toys (Asixjet Toys) ini adalah karena kami melihat orang-orang yang memiliki masalah fokus atau gelisah seperti ADHD, autisme, dan lain-lain. Alat sensorik ini tersambung dalam aplikasi di gadget yang kami rancang untuk siapapun, bukan hanya untuk orang-orang yang berkebutuhan khusus juga. Alat ini juga sebagai penyaluran energi yang berlebihan dalam tubuh dan menghasilkan print out berupa grafik tingkat kecemasan.


CONTOH APLIKASI
A6GET TOYS (Asixjet Toys)’ ALAT PENGUKUR TINGKAT KECEMASAN
TUJUAN
Membantu orang yang memiliki masalah dengan fokus atau gelisah seperti (ADHD, autisme, stress, kecemasan) dengan bertindak sebagai mekanisme pelepasan energi gugup atau tekanan psikologis.
BATASAN
Pengaplikasian/penyaluran energi yang berlebihan dalam tubuh.
KONTROL
Alat sensorik yang tersambung pada aplikasi gadget.
INPUT
Menghitung intensitas energi yang disalurkan melalui alat sensorik dan diproses di dalam gadget.
PROSES
Memproses intensitas berupa tekanan, putaran dan tarikan pada alat ini, lalu mengkategorikan ke dalam nilai norma kecemasan dan tekanan psikologis.
OUTPUT
Print out berupa grafik tingkatan kecemasan dan file yang telah dikalkulasi.
UMPAN BALIK
Perbaikan program dan pembaharuan data sistem.


Senin, 07 Oktober 2019

CONTOH PENERAPAN SISTEM DALAM PSIKOLOGI

 

SISTEM DALAM PSIKOLOGI


Contoh yang kami buat pada sistem yang digunakan dalam psikologi misalnya dalam penerapan Tes Papikostik menggunakan komputer dengan cara kerja sebagai berikut:

SISTEM
ELEMEN
TUJUAN
INPUT
PROSES ELEMEN
OUTPUT
Tes Papikostik menggunakan komputer
Testee, tester, monitor, keyboard, mouse, stopwatch, instruksi tes, soal, pilihan jawaban, lembar psikogram Papikostik pada layar komputer.
Mengisi identitas, membaca instruksi tes, pelaksanaan pengerjaan tes, penyimpanan data tes testee, skoring tes, CPU.
Hasil skoring tes Papikostik berdasarkan norma tes Papikostik.
Tes PAPI Kostick bertujuan untuk mengukur aspek-aspek psikologis dan untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu di tempat kerja. PAPI disusun sebagai dua aspek yang terpisah, yaitu ; Pengukuran kebutuhan (needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat kerja. Papikostik untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing – masing mewakili need dan role tertentu.


PENJELASAN PADA SISTEM
            Pada sistem di atas, adalah contoh penerapan sistem pada psikologi untuk tes Papkostik dimana testee mengerjakan tes demnggunakan komputer dengan langkah-langkah mengisi identitas, membaca instruksi tes yang tertera pada komputer, kemudian mengisi soal atau pertanyaan yang tertara pada layar komputer, kemudian setelah selesai mengerjakan tes papikostik, testee diminta untuk menyimpan data pada dokumen di komputer, setelah itu tester melakukan skoring dari hasil pengerjaan testee dengan menggunakan komputer dengan program tertentu, kemudian output dari pengerjaan testee berupa hasil skoring berdasarkan norma tes Papikostik.



Penjelasan mengenai tes Papikostik:
 
TUJUAN
            Tes PAPI Kostick bertujuan untuk mengukur aspek-aspek psikologis dan untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu di tempat kerja.
 
INSTRUKSI
1.      Tes ini terdiri dari 90 pasang pernyataan yang berhubungan dengan situasi kerja Saudara. Dari sepasang pernyataan tersebut, Saudara diminta untuk memilih salah satu pernyataan yang paling menggambarkan diri Saudara atau pernyataan mana yang dirasa paling penting bagi Saudara.
2.      Kemudian lingkari tanda panah pada lembar jawaban sesuai dengan pilihan yang telah dibuat.
3.      adalah Sudara harus menjawabnya dengan jujur dan jangan pernah berpikir untuk memberikan jawaban yang benar, karena jawaban terbaik adalah jawaban yang paling mendekati diri Saudara.


SKORING    
            Lembar jawaban Papikostik terbagi atas 2 bagian secara diagonal (dari bagian kiri bawah hingga kanan atas di lembar jawaban), sehingga membentuk seperti segitiga. Skoring di salah satu segitiga tidak ada kaitannya dengan skoring di segitiga yang lain. Pernyataan yang diukur pada sebelah kiri segitiga menggambarkan Roles, sedangkan yang di sebelah kanan segitiga menggambarkan Needs.
            Dimulai dengan skoring G yang diawali dari garis paling atas hingga ke sebelah kiri (nomor 1, 11, 21, 31, 41, 51, 61, 71, dan 81). Hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari. Letakkan jumlah perhitungan tersebut di kotak G.
            Skoring L dimulai dengan baris kedua pada garis diagonal tersebut bergerak secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari (nomor 12, 22, 32, 42, 52, 62, 72, dan 82). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan hitung panah diagonal yang dilingkari pada nomor 81). Hasilnya tuliskan di kotak L.
            Skoring I dimulai dengan baris ketiga pada garis diagonal tersebut bergerak secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari (nomor 23, 33, 43, 53, 63, 73, dan 83). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan hitung panah diagonal yang dilingkari (pada nomor 82 dan 71). Hasilnya tuliskan di kotak I.
            Skoring T dimulai dengan baris keempat pada garis diagonal tersebut bergerak secara horizontal ke sebelah kiri dan hitung seberapa banyak panah horizontal yang dilingkari (nomor 34, 44, 54, 64, 74, dan 84). Kemudian, ikuti panah diagonal tersebut dan hitung panah diagonal yang dilingkari (pada nomor 83, 72 dan 61). Hasilnya tuliskan di kotak T.
            Skoring V dilakukan dengan cara yang sama. Terdapat 5 panah horizontal dan 4 panah diagonal untuk dihitung. Lakukan hal yang sama pula untuk S, R, D dan C.
            Untuk skoring E, hanya ada garis diagonal yang sejajar dengan garis diagonal segitiga tersebut (nomor 89, 78, 67, 56, 45, 34, 23, 12, dan 1). Hitung jumlah garis diagonal yang dilingkari, kemudian tulis hasilnya di kotak E.
            Periksa akurasi/ketepatan hasil perhitungan tersebut dengan cara mejumlah hasil perhitungan pada segitiga atas (G, L, I, T, V, S, R, D, C, dan E), kemudian tuliskan hasilnya di kotak “TOTAL”. Jika hasilnya 45, maka skoring telah dilakukan dengan akurat. Namun jika hasilnya kurang atau lebih dari 45, maka harus dilihat kembali apakah ada nomor yang belum terisi atau terisi double.
            Untuk segitiga kedua (bawah), hal yang sama juga berlaku, namun garis diagonal yang dihitung mengarah ke bawah dan perhitungan dimulai dari baris paling bawah dari lembar jawaban.
            Dimulai dengan W, menghitung jumlah panah horizontal yang dilingkari (nomor 90, 80, 70, 60, 50, 40, 30, 20, dan 10). Letakkan hasilnya di kotak W.
            Skoring F dilakukan dengan cara menghitung panah horizontal yang dilingkari dari garis diagonal menuju ke panah diagonal (nomor 10). Jika panah-panah tersebut dilingkari, maka harus dihitung.
            Skoring K dilakukan dengan cara menghitung panah horizontal yang dilingkari dari garis diagonal menuju ke panah diagonal (nomor 9 dan 20). Tulis hasilnya di kotak K. Skoring Z, O, B, X, P, A, dan N dilakukan dengan cara yang sama.
            Periksa akurasi/ketepatan hasil perhitungan tersebut dengan cara mejumlah hasil perhitungan pada segitiga atas (G, L, I, T, V, S, R, D, C, dan E), kemudian tuliskan hasilnya di kotak “TOTAL”. Jika hasilnya 45, maka skoring telah dilakukan dengan akurat. Namun jika hasilnya kurang atau lebih dari 45, maka harus dilihat kembali apakah ada nomor yang belum terisi atau terisi double.
            Pengukuran kebutuhan (needs) dan pengukuran persepsi (roles), yaitu persepsi keadaan individu di tempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan kepribadian dalam 20 aspek yang masing – masing mewakili need dan role tertentu.

Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut:
a. Work Direction:
·         Need to finish task (N)
·         Hard intense worked (G)
·         Need to achieve (A)
b. Leadership:
·         Leadership role (L)
·         Need to control others (P)
·         Ease in decision making (I)
c. Activity:
·         Pace (T)
·         Vigorous type (V)
d. Social Nature:
·         Need for closeness and affection (O)
·         Need to belong to groups (B)
·         Social extension (S)
·         Need to be noticed (X)
e. Work Style:
·         Organized type (C)
·         Interest in working with details (D)
·         Theoretical type (R)
f. Temperament:
·         Need for change (Z)
·         Emotional resistant (E)
·         Need to be forceful (K)
g. Followership:
·         Need to support authority (F)
·         Need for rules and supervision (W)
 
NORMA ALAT TES
L = PERAN – PEMIMPIN (Leadership Role)
·         Skor 5-9 : yaitu tingkat dimana seseorang memproyeksikan dirinya sebagai pemimpin suatu tingkat dimana ia mencoba menggunakan orang lain untuk mencapai tujuannya.
·         Skor 4-0 : cendurung tidak secara aktif menggunakan orang lain dalam bekerja
P = KEBUTUHAN – MENGATUR ORANG LAIN (Need to Control Others)
·         Skor 5-9 : tingkat kebutuhan untuk menerima tanggung jawab orang lain, menjadi orang yang bertanggung jawab.
·         Skor 4-0 : menurunnya keinginan untuk bertanggung jawab pada pekerjaan dan tindakan orang lain.
I = PERAN – MEMBUAT KEPUTUSAN (Ease in Decision Making)
·         Skor 0-2 : ragu – menolak mengambil keputusan
·         Skor 3-4 : berhati hati membuat keputusan
·         Skor 5-7 : berhati hati – lancar dan mudah mengambil keputusan
·         Skor 8-9 : tidak ragu dalam mengambil keputusan
F = KEBUTUHAN – MEMBANTU ATASAN (Need to Support Authority)
·         Skor 6-9 : bersikap setia dan membantu , kemungkinan bantuannya bersifat politis
·         Skor 4-5 : setia terhadap perusahaan
·         Skor 2-3 : mengurus kepentingan sendiri
·         Skor < 2 : cenderung egois , kemungkinan bisa memberontak
W = KEBUTUHAN MENGIKUTI ATURAN DAN PENGAWASAN (Need for Rules and Supervision)
·         Skor < 4 : berorientasi pada tujuan, mandiri
·         Skor 4-5 : kebutuhan akan pengarahan dan harapan yang dirumuskan untuknya
·         Skor 6-9 : meningkatnya orientasi terhadap tugas dan membutuhkan instruksi yang jelas
T = PERAN SIBUK (Pace)
·         Skor < 4 : melakukan segala sesuatu menurut kemauannya sendiri
·         Skor 4-6 : tergolong aktif secara internal dan mental
V = PERAN PENUH SEMANGAT (Vigorous Type)
·         Skor < 5 : cenderung pasif
·         Skor 5-7 : aktif secara fisik, cenderung sportif
R = PERAN ORANG YANG TEORITIS (Theoretical Type)
·         Skor 0-4 : kurang perhatian , bersifat praktis
·         Skor 5-9 : nilai nilai penalaran tergolong tinggi
D = PERAN BEKERJA DENGAN HAL – HAL RINCI (Interest in Working With Details)
·         Skor 0-3 : menyadari kebutuhan akan kecermatan , tetapi tidak berminat bekerja detail
·         Skor 4-9 : minat tinggi untuk bekerja secara detail
C = PERAN MENGATUR (Organized Type)
·         Skor 0-2 : fleksibel – tidak teratur
·         Skor 3-5 : teratur tetapi tidak tergolong fleksibel
·         Skor 6-9 : keteraturan tinggi cenderung kaku
X = KEBUTUHAN UNTUK DIPERHATIKAN (Need to be Noticed)
·         Skor < 2 : cenderung pemalu
·         Skor 2-3 : rendah hati, tulus
·         Skor 4-5 : memiliki pola perilaku yang unik
·         Skor 6-9 : membutuhkan perhatian nyata
B = KEBUTUHAN DITERIMA DALAM KELOMPOK (Need to Belong to Groups)
·         Skor 0-3 : selektif
·         Skor 4-5 : butuh diterima, tapi tidak mudah dipengaruhi kelompok
·         Skor 6-9 : butuh disukai dan diakui , mudah dipengaruhi
O = KEBUTUHAN KEDEKATAN DAN KASIH SAYANG (Need for Closeness and Affection)
·         Skor < 3: tidak suka hubungan perorangan
·         Skor 3-4 : sadar akan hubungan perorangan , tapi tidak terlalu tergantung
·         Skor 5-9 : sangat tergantung , butuh penerimaan diri
S = PERAN HUBUNGAN SOSIAL (Social Extension)
·         Skor < 6 : perhatian rendah terhadap hubungan social , kurang percaya pada orang lain
·         Skor 6-9 : kepercayaan tinggu dalam hubungan social, suka interaksi social
N = KEBUTUHAN MENYELESAIKAN TUGAS SECARA MANDIRI (Need to Finish Task)
·         Skor < 3 : menunda atau menghindari pekerjaan
·         Skor 3-4 : berhati hati atau ragu dalam bekerja
·         Skor 4-6 : cukup bertanggung jawab pada pekerjaan
·         Skor 6-9 : tekun , tanggung jawab tinggi
A = KEBUTUHAN BERPRESTASI (Need to Achieve)
·         Skor 0-5 : ketidakpastiankepuasan dalam suatu pekerjaan , tidak ada usaha lebih
·         Skor 6-9 : tujuan jelas , kubutuhan sukses dan ambisi tinggi
G = PERAN PEKERJA KERAS (Hard Intense Worked)
·         Skor 3-4 : bekerja untuk kesenangan saja , bukan hasil optimal
·         Skor 4-7 : kemauan bekerja keras tinggi
Z = KEBUTUHAN UNTUK BERUBAH (Need for Change)
·         Skor 0-2 : tidak suka berubah
·         Skor 3-4 : tidak suka perubahan jika dipaksakan
·         Skor 5-6 : mudah menyesuaikan diri
·         Skor 6-7 : membuat perubahan yang selektif , berfikir jauh kedepan
·         Skor 8-9 : mudah gelisah , frustasi , karena segala sesuatu tidak berjalan fantastis
K = KEBUTUHAN UNTUK AGRESIF (Need to be Forceful)
·         Skor 0-2 : menhindari masalah , menulak , untuk mengenali situasi sebagai masalah
·         Skor 3-4 : suka lingkungan tanang , menghindari konflik
·         Skor 5 : keras kepala
·         Skor 6-7 : agresi berhubungan dengan kerja , dorongan semangat bersaing
·         Skor 8-9 :agresif, cendering defensive
E = PERAN PENGENDALIAN EMOSI (Emotional Resistant)
·         Skor < 2 : terbuka , cepat bereaksi , tidak normative
·         Skor 2-3 : terbuka
·         Skor 4-6 : punya pendekatan emosional seimbang ,mampu mengendalikan
·         Skor > 6: sangat normative , kebutuhan pengendalian diri yang berlebihan

Sabtu, 28 September 2019

PENGERTIAN SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI








SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI



Pengertian Sistem
Menurut Jogiyanto (2009) sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen.
Menurut Sutarman (2009) sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi dalam suatu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
Menurut Mulyadi (2010) sistem adalah jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang.
Menurut Susanto (2013) sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Menurut Indrajit (dalam Hutahaean, 2014) mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah suatu prosedur yang terdiri dari kumpulan elemen yang dibuat melalui pola tertentu yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengertian Informasi
Menurut Davis (1991) informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
Menurut Sidharta (1995) informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan.
Menurut Bodnar (2000) informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Menurut Kadir (2002) informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
Menurut Kenneth C. Laudon (dalam Gaol, 2008) informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah dan diproses sedemikian rupa yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dan dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan.

Pengertian Psikologi
Menurut Chaplin (dalam Syah, 1997) psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai perilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
Menurut Gleitman (dalam Syah, 1997) Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu dan juga memahami bagaimana makhluk tersebut berpikir dan berperasaan.
Menurut William James (dalam Nuryanti, 2008) psikologi sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan mental.
Menurut John Watson (dalam Nuryanti, 2008) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji perilaku yang secara objektif dapat dilihat dan dapat diterima oleh indera manusia yang lain.
Menurut Fieldman (dalam Nuryanti, 2008) menyatakan psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental manusia.
            Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji secara objektif tentang perilaku dan proses mental manusia yang dapat dilihat dan dapat diterima oleh indera manusia yang lain.

Sistem Informasi Psikologi
            Sistem informasi psikologi adalah suatu prosedur yang terdiri dari kumpulan elemen yang dibuat melalui pola tertentu yang saling berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan data yang diolah dan diproses sedemikian rupa yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan seseorang dan dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan dalam bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara objektif tentang perilaku dan proses mental manusia yang dapat dilihat dan dapat diterima oleh indera manusia yang lain.



Daftar pustaka
Bodnar, G. H. (2000). Sistem informasi akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Davis, G. B. (1991). Kerangka dasar sistem informasi manajemen bagian 1. Jakarta:  PT. Pustaka Binamas Pressindo.
Gaol, L. J. (2008), Sistem informasi manajemen: pemahaman dan aplikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.
Jogiyanto. (2009). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2002). Pengenalan sistem informasi. Yogyakarta: Andi.
Mulyadi. (2010). Sistem akuntansi, edisi ke-3, cetakan ke-5. Jakarta: Salemba Empat.
Nuryanti, L. (2008). Psikologi anak. Jakarta: PT Indeks.
Sidharta, L. (1995). Pengantar sistem informasi bisnis. Jakarta: PT. ELEX Media   Komputindo.
Susanto, A. (2013). Sistem informasi akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.
Sutarman. (2009). Pengantar teknologi informasi. Jakarta: PT Bumi Aksara: Jakarta.
Syah, M. (1997). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.